Minggu, 05 Oktober 2008

Mengapa Jadi Begini?

Indonesiaku, sepertinya tidak pernah jauh dari kekerasan. Seperti itulah yang tergambar di TV manakala setiap hari saya tonton liputan 6. Orang sepertinya sudah tidak punya kesabaran lagi menghadapi masalah, apapun diselesaikan dengan kekerasan. Beginikah wajah Indonesiaku?

Seperti buah simalakama memang manakala semua ingin memberi makna kebebasan. Di satu sisi semua orang ingin berekspresi bebas, namun disisi lain kadang ada satu yang terlupa bahwa orang lainpun mempunyai hak atas sesuatu. Disatu sisi semua orang ingin mengungkapkan ide dan harus diterima oleh pihak lain sementara mereka tidak menyadari bahwa orang lainpun memiliki ide dan harapan yang mungkin bertolak belakang. Berdebat dengan kata-kata memang mudah namun melaksanakan jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. Begitulah resiko terlalu banyak orang pinter... atau keminter.


Saya merasa sedih, manakala orang mudah sekali mengumpat atas kesalahan orang lain tanpa menyadari bahwa orang lainpun memiliki perasaan, orang lainpun memiliki keterbatasan. Kadang orang lain diam, bukan berarti kalah, namun menyadari bahwa tidak ada gunanya mengumbar kata. Orang yang mudah memarahi orang lain sebenarnya menunjukkan ketidak dewasaan mereka. Sekarang ini, yang diperlukan bukan orang yang pandai berdebat (apalagi memarahi orang), namun yang lebih penting adalah niat suci untuk mendewasakan perilaku dan niat suci mau berbuat sesuatu atas dasar keikhlasan.


Semoga, saya dan anda semuanya, diberi kebesaran hati untuk merubah Indonesia, mulai dari diri kita.

Read More..